Ia mendesah lembut. Bokepindo Aku tidak jarang dinasehati, bahkan saking akrabnya, bercanda, saya tidak jarang pegang tangannya, menghirup tangan, pasti saja tanpa diketahui teman kerja yang lain. Pukul 22.00 kegiatan belum selesai, namun aku agak terhibur bu Shirley inginkan menemaniku, sambil memeriksa pekerjaanku.Dia lumayan teliti. “Sejak anda kesini dengan Novi dulu, saya telah berpikir: “Ganteng banget ini anak!””, katanya separuh berbisik.Ahh bisa aja nih bu kataku meskipun dalam hati wadidawww. Kami kian merangsek bercumbu, birahiku kian menanjak naik, dadaku semakin bergetar, demikian pun dada bu Shirley. Kulitnya lebih putih bersih, dewasa dan tenang pembawaannya. Namun sebagai lelaki normal dan dewasa aku pun merasakan kesenangan bibir. Bu Shirley pun cantik sekali”, mendengar jawabanku, dia melulu tersenyum. Sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih.Wanita pengusaha ini kian mendekatkan tubuhnya ke arahku. Dia tak tak mau pegang tanganku, mencubit, tetapi aku tak berani membalas. Kami kian merangsek bercumbu, birahiku kian menanjak naik, dadaku semakin bergetar, demikian pun dada bu Shirley.




















