Seterusnya, siraman air shower mengguyur kepala, bibir bertemu bibir, lidah saling mengait, tubuh bagian depan menempel ketat dan sesekali saling menggesek, kedua tangan mengusap-usap bagian belakang tubuh pasangan, “Aaaaaahhh,” nikmat luar biasa.Tak ingat berapa lama kami melakukan aksi seperti itu, kami melanjutkannya dalam posisi duduk, tak ingat persis siapa yang mulai. Bokep crot Mbak Viona membuka mata, kemudian bangun dari sandarannya dan mendekatkan kepalanya padaku.“Gimana, Mbaknya mau di-embat juga?” ledeknya sambil berbisik.“Kan lain jurusan,” aku membela diri. Aku ingin merasakan kembali kenikmatan yang sedikit-sedikit tapi meresap sampai ke ulu hati seperti sebelumnya. Selebihnya kami lebih banyak diam sambil tiduran selama perjalanan.Yang disebut kamar kos oleh Mbak Viona ternyata sebuah faviliun. Sebelum berpisah, aku sempat berjanji untuk main ke rumah Nita lain waktu.Diam-diam aku merasa geli. “Cowok di mana-mana sama aja, banyak bo’ongnya.”“Ya terserah kamu sih kalau kamu nganggep aku bohong. Sementara bibirnya nampak setengah terbuka sambil mendesi lirih dan matanya sudah mulai sayu, pertanda sudah horny berat.Belum sempat mataku menikmati tubuhnya yang
