jangan panggil ‘Om’, sekarang panggil ‘Robert’ aja ya, Rin. Bokep asia aah..!” orgasmeku mulai lagi. Om Robert pun berdiri dan mencium pipiku lembut, kemudian mengantarku ke mobil dan aku pun pulang. Om Robert mulai meremas kedua payudaraku bergantian dan aku memilih untuk memejamkan mata dan menikmati saja. “Ah Rin.. “Sshh.. Ditahan dulu yah Non..?” Sambil menahan tawa aku pun berkata, “Iya Pak, dikasih ‘wejangan’ pula..” Supirku hanya dapat memandangku dari kaca spion dengan pandangan tidak mengerti dan aku hanya membalasnya dengan senyuman rahasia. eehh..!” balasku sambil merem melek keenakan. “Aaah..!” pekikku kaget, sedang kedua tangan Om Robert langsung menggapai pahaku untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh.“Aduh.., begimana sih..? Apalagi ini..” godanya sambil memelintir putingku yang makin mencuat dan tegang.“Ahh.., Om.. iyaa.. awwh.. Om Robert mulai meremas kedua payudaraku bergantian dan aku memilih untuk memejamkan mata dan menikmati saja. Dia pun menoleh ke atas memandang wajahku dan bukannya menjauh malah meletakkan kain lap tadi di sampingku dan mendekatkan kembali wajahnya ke wajahku dan
