“ Mau pijit lagi..? Bokepindo Dia menekan-nekan agak kuat. Lalu Kewanitaannya, basah sekali. Tidak apalah hari ini tidak ketemu. ” kataku. “ Masih sepi ini..! suara itu lagi, suara wanita setengah baya yang kali ini karena mendung tidak lagi ada keringat di lehernya. “ Mbak Fera.., aku mau makan dulu. “ Mbak Fera, telepon. Inilah kesempatan itu. Ketika angin yang tertiup dari sela jendela angkot sedang kunikmati, terciumlah aroma khas seorang wanita, bau dari wanita setengah baya memang agak lain, tetapi aroma ini mampu membuat seorang prdia menerawang hingga jauh ke alam yang belum pernah pria rasakan. Duduk di tepi dipan. Tapi mengelap dengan handuk hangat sisa-sisa cream pijit yang masih menempel di badanku. “ Besar ya..? Aku sejenak terdiam, dan bengong memperhatikan wanita setengah baya itu,
“ Eh dek, denger nggak sih, jendelanya tolong dirapetin sedikit.., ” katanya lagi. Ah bodoh. Tetapi, bayangan itu terganggu. suara itu lagi, suara wanita setengah baya yang kali ini karena mendung tidak lagi ada keringat




















